Info Terbaru
Perang PT KAI vs Bongkaran (Bagian akhir dari 2 tulisan)
?????????????

Perang PT KAI vs Bongkaran (Bagian akhir dari 2 tulisan)

Sekitar 50 an petugas keamanan, gabungan polisi, polisi khusus PT KAI dan marinir “membersihkan” Bongkaran Tanahabang.  Segera dibangun pagar dan rel.

TAK ada lagi bangunan liar, gubuk dari karton, tripleks, maupun setengah bata, di daerah Bongkaran Tanahabang yang terletak sekitar 500 meter dari Stasiun Tanahabang. Sabtu malam lalu hanya gelap semata yang terlihat. Di dekat tumpukan kayu terlihat beberapa orang sedang ngobrol dengan penerangan lampu yang entah dari mana aliran listriknya diperoleh. Penerangan ala kadarnya karena memakai watt kecil . “Semua sudah habis. Bongkaran sudah selesai. Nggak tahu harus ke mana orang-orang itu nanti,” ujar Rahardjo, petugas keamanan di Stasiun Tanahabang  kepada Commuterline.

Sejak senin lalu, sekitar 50 petugas keamanan, gabungan polisi khusus Kereta Api, polisi, dan marinir melakukan penertiban di Bongkaran, daerah yang selama berpuluh tahun menjadi daerah pelacuran kelas teri. Tak kurang ada 60-an bangunan berdiri di areal sini. Bercampur dengan warung remang-remang dan juga lapak-lapak penampung berbagai barang bekas.

PT Kereta Api Indonesia  kali ini tampaknya tak main-main menggusur Bongkaran. Sebuah alat berat diterjunkan untuk menyeruduk dan merobohkan semua bangunan tanpa ampun. “Mereka diberi waktu dua hari untuk pindah. Sebelumnya sudah berkali-kali diperingatkan dan diberi surat juga,” ujar seorang anggota Polsus PT KAI.

Bongkaran/Commuterline.com

Pekan lalu, begitu dirobohkan, sebuah kereta barang didatangkan untuk mengangkut material yang dirobohkan itu. Segala barang yang entah siapa yang punya itu diangkut ke daerah Angke. “Malam-malam ngangkutnya,” kata Rahardjo.

Bisa dibilang baru kali pembersihan areal Bongkaran dilakukan secara besar-besaran dan serentak. Para penghuni liar, yang berupaya melawan, tak berdaya, ketika alat besar menggusur gubuk mereka.  Puluhan penghuni liar itu kini bermukim di jalan-jalan sepanjang Tanahabang, menempati lahan-lahan kosong. “Sementara di sini dulu, nggak tahu nanti ke mana,” ujar seorang wanita yang duduk di atas tikar di dekat rel Bongkaran.

Commuterline.com

Bongkaran dikenal sebagai wilayah  lampu merah kelas bawah yang paling ramai di Jakarta Pusat. Di sini setiap malam, puluhan  pelacur  bergentayangan, bercampur dengan para waria, penjudi, pemabok, preman yang juga berkeliaran mencari nafkah dan menghabiskan malam di tempat ini. Mulai beroperasi pulul 19.00, Bongkaran akan “hidup” dan meriah hingga pukul satu dini hari.

Sebelumnya sudah tak terhitung aparat keamanan merobohkan warung dan rumah liar di sana. Tapi, setiap dirobohkan, tak lebih dua minggu bangunan baru sudah muncul lagi. Bongkaran tak pernah sepi, sekali pun bulan puasa.

Menurut beberapa petugas keamanan, PT KAI akan segera membangun rel baru dan mendirikan tembok di lokasi yang kini sudah bersih dari bangunan liar tersebut.  “Akan dilakukan seperti di Stasiun Manggarai,” ujar Jaya petuas keamanan.

Sekitar enam bulan lalu PT KAI memang membersihkan bangunan liar di atas lahan mereka di dekat Stasiun Manggarai. Setelah dirubuhkan PT KAI langsung mendirikan pagar di sana. Kini Stasiun Manggarai terlihat luas dan di ujungnya tak ada lagi bangunan liar. (Ken)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*