Keputusan PT Kereta Commuterline Indonesia menghentikan proyek kereta commuterline terus mendapat tanggapan. Setidaknya hingga sepekan terakhir sejumlah pembaca mengirimkan berbagai komentarnya, khususnya lewat internet dan medsos, mengenai putusan PT KCI tersebut. “Putusan secepat itu menunjukkan proyek itu tidak dipikirkan matang-matang,” kata Marsana, warga Kalibata yang mengaku hampir setiap hari memakai kereta commuterline pergi ke tempat kerja.
Kanisah, seorang warga Bogor menyatakan putusan PT Commuterline untuk menghentikan proyek kereta premium sudah tepat. “Artinya mereka mendengar pendapat masyarakat,” kata perempuan yang sehari-hari juga menggunakan moda transportasi kereta ini.
Pekan lalu PT Commuter menyatakan secara resmi penghentian proyek kereta commuterline “klas premium” yang direncanakan uji cobanya dilakukan pertengahan 2019. Penghentian proyek itu diumumkan oleh Vice President Bidang Komunikasi PT KCI, Eva Chairunnisa. ““PT KCI menunda rencana pengoperasian KRL premium hingga batas waktu yang belum ditentukan,” tulis pejabat PT KCI yang pernah menjadi wartawan sebuah televisi swasta ini. Baca:Proyek Kereta Commuterline Premium Dibatalkan
Sekitar dua pekan sebelumnya, PT KCI menyatakan tengah menyiapkan kereta commuterline premium yang akan dioperasikan setidaknya pada 2020 setelah masa uji selesai. Sesuai namanya kereta ini berbeda dengan kereta commuterline biasa. Kursi direncanakan menghadap ke depan, dan penumpang akan mendapat nomor tempat duduk –tidak berebut seperti kereta commuter biasa. Juga tiket bisa dipesan jauh hari. “Rencananya seperti kereta Bogor Sukabumi itu, “ ujar seorang sumber commuterline.com. Singkat kata, kereta ini dijamin lebih nyaman, lebih oke ketimbang kereta commuterline biasa yang jika pagi hari atau petang, di jam pulang kerja, penuh sesak. PT KCI melihat peluang bisnis untuk membuat kereta commuterline premium yang tiketnya harganya tentu saja berbeda dari kereta biasa.
Pasang Iklan di Kereta Commuterline murah, cepat, dan efisiun, klik ini Pasang Iklan di Kereta Commuterline
Hanya, belakangan, muncul banyak reaksi. Publik menunjuk adanya kereta ini seperti kembali ke era “Kereta Pakuan Ekspres” Jakarta-Bogor yang meminggirkan kereta biasa dan menimbulkan “pengkastaan” kereta di Jabodetabek. Kereta Pakuan saat itu dikenal kereta “bertujuan baik -lebih cepat dan nyaman,” tapi disalahgunakan. Penumpang bisa membayar di atas dan berhenti di stasiun manapun asal ada uang untuk kondektur.
Suara publik inilah rupanya, antara lain, yang membuat PT KCI menghentikan proyek kereta commuterline premium. Kereta Pakuan Ekspres sendiri dihapuskan karena dinilai tidak efektif dan DPR menilai PT KAI semestinya memberlakukan kereta sama untuk seluruh penumpang, tak ada diskriminatif. Kini, harga karcis memakai standar berbasis jarak dan semua kereta sama: commuterline.
Baca Berita Tempo Bekas Sekretaris Beberkan Kebejatan Pejabat BPJS
Penghentian proyek Commuterline Premium yang oleh situs ini diberi judul “Hahaha, Kereta Commuterline Premium Batal,” juga memancing banyak komentar warganet pengguna kereta. Sejumlah warganet menunjuk judul itu kurang tepat. “Mestinya lebih tepat wkwkwk…..” tulis seorang pengguna kereta. Nitizen lain juga mendukung penggunaan “wkwkwk” untuk judul berita commuterline.com yang mengomentari putusan penghentian proyek kereta commuterline premium itu. “Wkwkwk” itu pas,” ujar warganet lain.
Lalu kenapa warganet mengusulkan lebih tepat judul itu memakai “wkwkwk”?
Dihubungi redaksi commuterline.com, pakar Bahasa yang juga sehari-hari redaktur bahasa Majalah Tempo, Uuk Suhardi, menjelaskan “wkwkwk” itu merupakan bahasa media sosial. Artinya, menurut Uuk, “Itu meledek atau menertawakan.”
Jadi, warganet meledek/menertawakan putusan PT KCI perihal kereta commuterline premium itu. Wkwkwk….(rep)