Info Terbaru
Kursi Prioritas, Di Mana Petugas

Kursi Prioritas, Di Mana Petugas

Oleh: Chandra Amperawati

Kursi prioritas mestinya jelas untuk mereka yang membutuhkan. Siapa yang membutuhkan juga telah tertulis di situ: orangtua, ibu hamil atau orang cacat. Tapi yang kita lihat, masih banyak kursi semacam itu yang tidak diduduki mereka yang membutuhkan atau yang berhak.

Ironisnya, mereka yang membutuhkan justru berdiri dengan tak berdaya di depan mereka yang semestinya tak berhak. Pemandangan ini kerap kita lihat jika kita naik Kereta Commuterline.

Ada kalanya sejumlah penumpang meminta mereka yang tak tak berhak itu untuk memberikan kursi tersebut pada mereka yang berhak. Tapi, lebih banyak lagi yang memilih untuk diam, tak ingin membuat masalah karena kadang mereka yang duduk tersebut melakukan perlawanan.

Disiplin merupakan kata kunci untuk menegakkan aturan. Dulu untuk mengusir mereka yang tak berhak berjualan di stasiun pun PT KAI menerapkan “disiplin keras.” Kepala stasiun yang tak bisa mengurus stasiunnya dimutasi. Untuk mendapatkan penumpang yang harus berkarcis PT KAI juga melakukan tindakan keras: memagari stasiun, dan memaksa penumpang harus berkarcis, dan berhasil.

Kini kedisiplinan itu ditantang agar para penumpang tahu bahwa hanya mereka yang berhak duduk di kursi prioritas yang bisa duduk di sana. Mereka yang tak berhak  harus malu kalau duduk di situ  -sekali pun kursi itu kosong.

Inilah PR besar PT KAI menegakkan disiplin penumpang di dalam kereta. PT KAI harus memerintahkan petugas keamanan di dalam kereta untuk keras mengusir penumpang yang tak berhak duduk di kursi prioritas. Juga mengarahkan penumpang “kursi prioritas” untuk menuju kursi prioritas, bukan asal menyuruh mereka duduk di kursi penumpang biasa  -kecuali kuris prioritas penuh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*